Program inkubasi musisi pendatang baru, Evoria telah usai. Evoria Festival & Conference menjadi agenda pamungkas nya. Semarak Evoria sebagai program inkubasi musisi memberikan kesan yang mendalam bagi pegiat dan penikmat industri kreatif. Punggawa duo Endah N Rhesa, Endah Widiastuti, menilai bahwa Evoria didesain sangat berkualitas karena menjanjikan keberlanjutan. Melihat antusiasme tinggi dari berbagai kalangan, patut kita bertanya-tanya, Evoria selanjutnya akan seperti apa?
Program Inisiator Evoria Edric Chandra saat Inkubasi | Dokumentasi by M Bloc Space
Program Inisiator Evoria, Edric Chandra menjelaskan bahwa Evoria berangkat dari keresahan generasi masa kini yang ingin eksis dan diterima, namun kesulitan mendapatkan support system. Ketika orang-orang muda mendapatkan dukungan dari lingkungan yang memiliki frekuensi senada, keinginan tersebut mendorong mereka untuk mengeksplorasi bakatnya dan berupaya tampil beda agar dapat menarik perhatian. Dari concept based tersebut, dengan didukung hasil riset, Evoria hadir untuk memberi ruang generasi masa kini untuk menguatkan passion dan mengasah bakat.
Evoria juga punya kesadaran bahwa perlu dibentuk satu lingkungan yang tepat agar mereka yang ingin menampilkan bakatnya terhimpun dalam satu wadah kolektif dan punya semangat bersama untuk berkembang.
"Dengan spirit ini, Evoria dapat menjadi katalis bagi individu maupun kelompok untuk mengeksplor banyak hal bersama-sama menjadi lebih kuat, percaya diri, dan tumbuh menjadi lebih baik. Dengan Evoria, kami percaya bahwa banyak hal-hal yang dapat dicapai jika dikerjakan bersama-sama”, sambung Edric.
Dari semangat tersebut juga, Edric menegaskan bahwa Evoria belum akan berhenti untuk berusaha menyediakan platform pembelajaran bagi mereka yang bertekad untuk berkembang. Platform inkubasi musik dipilih sebagai rintisan dengan harapan mendapatkan spotlight sehingga mencuri perhatian banyak orang. Selanjutnya, framing mimpi tersebut akan terus diusahakan dengan menyasar gugus seni lain, yang ditargetkan memiliki kontribusi secara utuh untuk meningkatkan value, baik sumber daya manusia, nilai ekonomi, hingga kultur kreatif.
Eleanor Whispor saat manggung di Evoria Festival & Conference
Dalam hal ini, Evoria memang menjadikan art and culture sebagai narasi besarnya. Edric menjelaskan bahwa seni dan kultur memiliki peran dan daya magis sebagai landasan berpikir dan bertingkah laku. Setelah musik menjadi dobrakan awal, Evoria kemudian bermimpi untuk merambah ke fashion, kriya, visual art, hingga food, sebagai seni yang akan disasar dan dibentuk platform inkubasinya.
“Apa pun yang bisa kita explore pada non-konvensional area, selama based-nya adalah art and culture sebagai narasi besar, that's what we are going to do with Evoria”, tegas Edric.
Tidak akan jauh dari platform inkubasi musik yang telah digagas, Edric bermimpi bahwa proses inkubasi selanjutnya juga akan menyajikan menu pembelajaran yang tak kalah menarik dan progresif. Proses mentoring dengan para pakar, panggung pertunjukan, showbiz, dan kejutan baru lainnya akan terus diciptakan sebagai wadah eksplorasi yang patut dinanti. Dari upaya tersebut, Evoria diharapkan dapat mencetak seniman independen dan memiliki karya yang berdaya saing.
Program Inisiator Evoria Edric Chandra saat Inkubasi | Dokumentasi by M Bloc Space
Independensi pegiat seni dalam industri kreatif juga menjadi fokus Evoria. Edric menegaskan bahwa Evoria memiliki tekad kuat untuk mendobrak stigma lama yang cenderung pesimis terhadap masa depan pegiat seni. Banyak suara sumbang yang bisa jadi berasal dari lingkungan terdekat seperti keluarga, yang beranggapan bahwa apa yang dihasilkan dari berkesenian dianggap tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup. Melalui proses inkubasi sebagai wadah penempaan, pengenalan koneksi dan pembentukan jaringan, dan penyiapan panggung untuk meningkatkan popularitas, Evoria bermimpi agar para pegiat seni dapat hidup dari karyanya.
Meski begitu, Evoria juga menyadari bahwa upaya ini perlu dukungan dari banyak pihak. Semangat kebersamaan yang diusung diharapkan menjadi pondasi agar ekosistem seni semakin confident, berangsur kuat, berani eksplorasi tren terbaru, dan pada akhirnya berdaya. Gerakan komunal ini perlu terus dikuatkan agar dapat menjaga nyala apinya dan terus lestari.
“Kalo mau besar ya harus bareng-bareng. Kolaborasi untuk berdaya. Kalo kita mau cepat ya lari sendiri. Kalo ingin larinya panjang, ya bareng-bareng”, pungkas Edric.