Arakbica dan Upayanya Menjadikan Pengrajin Arak Berdaya

BlocX

27 / 03 / 2023

Arakbica dan Upayanya Menjadikan Pengrajin Arak Berdaya

Bagi kamu pecinta minuman beralkohol, mungkin sudah banyak mengetahui dan mengonsumsi produk lokal yang biasanya menjadi ciri khas daerah tertentu. Ciu Bekonang dari Sukoharjo, Tuak dari Sumatera Utara, Cong Yang dari Semarang, dan Arak dari Bali adalah sedikit contoh dari ragam produk minuman beralkohol lokal yang tersebar di penjuru nusantara. Namun dari banyaknya produk tersebut, masih sedikit produk yang terstandarisasi sehingga dapat dijual secara resmi dan bersaing dengan produk konvensional lain di pasaran. 


Hal tersebut menjadi satu dari beberapa keresahan yang coba dijawab oleh Founder Twalen Warong, Wena Wahyudi saat merintis usaha Arak Bali dengan jenama “Arakbica”. Wena bercerita bahwa Arak Bali menjadi salah satu kuliner unggulan saat ia memutuskan untuk menjalin kolaborasi dengan M Bloc Space, dalam hal ini Ruang Rasa Kuliner (RRK), untuk memperkenalkan brand restoran bernuansa Bali yang diberi nama “Twalen Warong”. Dalam perkembangannya, Twalen Warong tidak hanya menjadi tempat makan dengan nuansa, dekorasi, dan sajian khas Bali, tetapi juga membangun movement yang dinamai “Twalen Spirit” untuk mengupayakan agregasi Arak Bali. 


Dalam kolaborasi tersebut, Twalen Warong akan fokus pada produksi, riset dan pengembangan produk, dan branding, sedangkan RRK akan ambil bagian dalam pengembangan bisnis. Kerja sama tersebut diharapkan dapat semakin memopulerkan arak melalui produk Arakbica, agar tidak hanya dikenal terbatas sebagai produk khas Bali, namun dapat sejajar dengan minuman konvensional lain baik di retail, hotel, bar, restoran, dan lainnya. 


Berbicara dampak yang lebih luas, Wena menjabarkan beberapa visi yang jadi landasan dari proses produksi dan pemasaran Arakbica. Visi pertama yakni budaya, yang mana ide Arakbica dicetuskan untuk membangun positioning Arak Bali di tengah-tengah pasar yang masih didominasi oleh minuman beralkohol konvensional. Wena menyadari bahwa upaya tersebut kini mendapat dukungan pemerintah, diantaranya lewat Peraturan Gubernur Bali No. 1 Tahun 2020 yang membuka akses luas bagi pengrajin Arak Bali untuk bereksplorasi dan menghasilkan produk yang berkualitas dan penetapan arak sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Dari dukungan tersebut, Wena semakin optimis terhadap eksistensi Arakbica, untuk tidak hanya menjadi produk minuman, tetapi juga produk kebudayaan dengan ekosistem produksi yang berdaya. 


Menurut Wena, keberdayaan tersebut diupayakan dengan peningkatan nilai ekonomi, baik dari sisi produk maupun produsennya. Visi ekonomi ini yang coba terus diperjuangkan Twalen Spirit, dengan produksi Arakbica yang sepenuhnya melibatkan artisan lokal asli Bali. Wena menjelaskan, Arakbica diproduksi dengan bahan baku yang didapat secara langsung dari petani arak di Karangasem dan petani kopi di Kintamani, Bali. Proses produksi kemudian berlanjut pada sebuah pabrik rumahan di Kabupaten Badung, Bali, dengan melibatkan satu kelompok pengerajin arak. 


Dari proses produksi yang sepenuhnya dikerjakan oleh artisan asli Bali, Wena berharap proses regenerasi pengrajin arak di Bali yang sempat lesu pada saat pandemi lalu akan kembali aktif dan semakin bergeliat. Regenerasi artisan Arak Bali, menjadi salah satu garansi keberlanjutan produksi Arak Bali untuk ke depannya. Wena bercerita, dari proses produksi Arakbica yang telah berjalan, sudah terjaring beberapa pemuda yang tadinya bekerja di kota kemudian kembali dan terlibat dalam pengerjaan arak. 


“Apabila ada upaya yang serius dengan menggaransi bahan baku, alat produksi, proses distribusi, dan pemasaran, bukan tidak mungkin akan semakin banyak anak muda yang terlibat untuk semakin menghidupkan eksistensi Arak Bali,” tegas Wena. 


Meskipun berskala UKM, Arakbica semakin serius membangun brand dengan telah terstandarisasi melalui izin usaha, sertifikat BPOM, bea cukai, hingga mendapatkan The International Organization for Standardization (ISO) 9001:2015 dan 14001:2015. Produk Arakbica juga telah banyak dikonsumsi tidak hanya di Indonesia, tetapi telah merambah ke Amerika Serikat, Jepang dan Australia, meski sifatnya masih sebatas oleh-oleh. Dari langkah yang telah dimulai oleh Arakbica ini, Wena menyadari bahwa telah bermunculan industri serupa dengan berbagai skala. Wena menyebut bahwa fenomena tersebut sangat positif, karena di era terkini yang patut dikedepankan sudah bukan lagi kompetisi, melainkan kolaborasi. Dengan produk yang sejenis, Wena berharap adanya kolaborasi yang kian masif di antara para produsen. 


“Fenomena itu membuka potensi kolaborasi untuk cross selling ya, karena sudah bukan zamannya kompetisi, apalagi jenis jualannya sejenis, jadi bisa campaign bareng. Apalagi produk seperti ini masih jarang, ya kita berharap semakin besar. Kalo produk Arak Bali bareng-bareng munculnya, displaynya bisa bareng-bareng, atensi orang untuk memilih Arak Bali sebagai minuman alkohol alternatif akan terjadi lebih cepat”, tegas Wena.



Try our
Augmented Reality!
CLICK HERE