Di era digitalisasi seperti saat ini, para musisi tidak lagi harus memprioritaskan rilisan fisik untuk mendistribusikan karya musik mereka. Menggantikan model tradisional tersebut, para musisi kini dapat memanfaatkan layanan agregator musik.
Agregator, sebagai mitra distribusi, berperan sebagai perantara bagi musisi yang ingin mengunggah karya musiknya ke platform streaming digital seperti Spotify atau Apple Music, seperti yang diungkapkan oleh Andy Arya, Senior Country Coordinator TuneCore Indonesia.
Hubungan antara agregator dan musisi adalah simbiosis, dengan kolaborasi yang terjadi pada setiap single atau album yang tersedia di platform streaming digital.
Agregator biasanya memiliki kemitraan dengan berbagai perusahaan streaming seperti Spotify, Apple Music, Deezer, Amazon Music, atau YouTube Music. Dari sini, karya musik para musisi akan tersedia dan dapat didengarkan sepenuhnya oleh pengguna platform tersebut.
"Tidak hanya itu, agregator juga membantu musisi dalam memonetisasi karya musik mereka dari platform streaming digital untuk mendapatkan royalti yang pantas," ungkap Andy.
Kemudahan distribusi musik ini tidak hanya memungkinkan lagu dan album untuk menjangkau lebih banyak pendengar, tetapi juga berdampak pada pendapatan royalti yang diterima oleh musisi. Pendapatan dari langganan atau pembelian lagu dan album tersebut akan disalurkan melalui agregator kepada musisi tanpa dipotong sedikit pun.
Selain itu, setiap agregator juga memiliki data analitik tentang pendengar yang terhimpun di platform streaming, yang dapat digunakan sebagai alat promosi untuk mengukur efektivitas kampanye lagu dan album.
Meskipun agregator menawarkan berbagai keunggulan bagi musisi, hal itu tidak berarti bahwa mereka tidak menghadapi kendala. Penyalahgunaan lagu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab masih terjadi di beberapa platform streaming digital.
Jika terjadi penyalahgunaan, TuneCore akan mengambil tindakan preventif, seperti memblokir monetisasi lagu tersebut atau menghapus lagu tersebut dari seluruh platform streaming dan toko musik digital.
Meskipun demikian, fleksibilitas yang ditawarkan oleh agregator dalam mendistribusikan musik secara digital menjadikannya pilihan utama bagi musisi yang ingin mandiri tanpa terikat dengan label rekaman besar.
Andy Arya menekankan bahwa bersama agregator, musisi mendapatkan kebebasan berekspresi dalam karyanya dan kendali penuh atas karya mereka. Mereka dapat memantau pencapaian karya mereka, memahami preferensi penggemar, dan menyesuaikan strategi pemasaran dengan data yang diperoleh dari platform musik.
Di sisi lain, agregator musik juga mendapatkan keuntungannya dari fitur dan layanan yang mereka tawarkan kepada musisi. Dengan terus memperbarui layanan mereka, karya musik dapat lebih mudah sampai ke telinga pendengar, dan ekosistem musik yang sehat pun tercipta, menciptakan industri musik yang saling mendukung antara kreator dan distributor.