Industri musik telah mengalami lonjakan popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Namun, keberhasilan ini tidak selalu berarti musisi dan band telah meraih stabilitas finansial dalam industri yang begitu dinamis ini.
Wendy Putranto, praktisi musik dan bisnis yang telah melalui seluk beluk industri musik Indonesia, mulai dari menjadi jurnalis musik di majalah Rolling Stone hingga menjadi manajer untuk band ternama seperti The Upstairs & Seringai, memiliki banyak cerita yang ingin dibagikan.
Menurut Wendy, pada awalnya, bisnis musik hanyalah wilayah yang dimengerti oleh label rekaman besar seperti Musica Studios dan Aquarius Musikindo. Mereka adalah pemain utama yang memahami bagaimana menjalankan bisnis musik dan mampu memberikan pendapatan yang layak bagi musisi dan band. Memahami model bisnis di industri musik menjadi kunci penting bagi kesuksesan seorang musisi. Hal ini membantu mereka untuk menghasilkan pendapatan dari karya musik mereka dan menjalankan karier mereka sebagai bisnis yang berkelanjutan.
"Bisnis musik adalah bagian tak terpisahkan dari dunia musik. Ini tentang orang-orang di balik layar seperti label rekaman, manajer artis, agregator, lembaga manajemen artis, hingga performing rights," ujar Wendy.
Pada masa lalu, pendapatan utama dalam industri musik berasal dari penjualan rekaman fisik seperti kaset dan piringan hitam yang diproduksi oleh label rekaman. Namun, dengan kemunculan internet dan teknologi digital, lanskap industri musik mengalami perubahan signifikan.
Perubahan besar ini datang dari kemunculan internet dan platform streaming musik. Sekarang, pendengar memiliki akses mudah dan cepat untuk mendengarkan musik favorit mereka melalui layanan streaming online seperti Spotify atau Apple Music. Wendy menegaskan bahwa di Indonesia, industri musik masih sangat bergantung pada penampilan panggung. Namun, panggung-panggung ini lebih sering ditempati oleh musisi yang sudah memiliki nama dan reputasi yang mapan.
Namun, tantangan baru muncul dengan berkembangnya internet dan teknologi digital. Masuknya musik ke platform streaming membuka peluang baru bagi musisi, tetapi juga menambah persaingan yang semakin ketat di industri musik Indonesia.
"Dengan rilis ribuan lagu baru setiap minggu di platform seperti Spotify, persaingan menjadi semakin sengit," kata Wendy dengan nada serius.
Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat musisi baru untuk tetap gigih mengejar impian mereka. Dengan kreativitas dan ketekunan mereka, mereka terus berjuang untuk membangun basis penggemar yang solid dan menembus pasar yang lebih luas.
Wendy Putranto saat menerima beberapa peserta inkubasi musik di sesi speed dating
Selain itu, musisi dan band juga harus mempertimbangkan model bisnis yang tepat untuk mereka. Kontrak dengan label rekaman, manajer, dan agen dapat memengaruhi hak kepemilikan musik, royalti, dan kebebasan kreatif mereka. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memahami implikasi kontrak tersebut dan sejauh mana kontrak tersebut mendukung visi dan impian mereka.
Meskipun perjalanan untuk musisi dan band baru tidaklah mudah, dengan kerja keras dan ketekunan, mereka memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan. Dengan terus berkarya, mempromosikan karya mereka, dan tampil di panggung, mereka yang awalnya dianggap sebagai musik underground mungkin akan menjadi bintang top di masa depan.